Burung Nuri ekor panjang di samping ini berasal dari Pualu Papua. Burung ini berada di dataran tinggi Papua, terlebih khusus di pedalaman dari kampung Jila, Hoya,Tsinga, hingga Arwanop di bagian pengunungan karsten atau dikenal dengan nama bahasa daerahnya adalah Nemangkawi yang berarti anak panah putih. Burung ini terlihat sangat unik dan lemah lembut dibanding dengan burung yang lain. Memiliki warna bulu yang indah, menjadikan burung nuri sebagai salah
satu burung hias dan cantik. Ditambah dengan kicauannya yang merdu, nuri
pun menjadi burung hias yang memiliki banyak penggemar. Keluarga burung
berparuh bengkok ini dapat ditemui di kawasan timur Indonesia, seperti,
Papua Barat, Maluku dan Flores. Sayangnya, burung nuri banyak
ditangkapi oleh pemburu sebagai binatang peliharaan. Sehingga burung ini
bisa terancam punah.
Habitat Burung Nuri
Burung nuri merupakan penghuni hutan-hutan tropis, misalnya di Papua, Maluku, Halmahera. Burung ini juga hidup hutan-hutan pinggir sungai, laut. Habitat aslinya tak jauh dari pohon-pohon tinggi dan besar. Dia membuat sarang di tempat yang tinggi, misalnya dilobang pohon, tebing รข€"tebing pinggir sungai.
Di alam liar makanan alaminya adalah biji palem, buah matoa, buah sagu dan terkadang dia memakan tanah yang mengandung kalsium. Tujuannya untuk mencukupi kalsium yang bermanfaat memacu pertumbuhan tulang dan bulu.
Musim kimpoi burung paruh bengkok, biasanya pada musim hujan. Di mana pada masa itu pohon-pohon hutan mulai berbuah. Burung nuri merupakan burung setia dengan pasangannya.
Burung jantan membuatkan sarang untuk burung betina. Sekali bertelur burung betina bisa mengeluarkan telur sampai 5 butir. Uniknya yang mengerami telur-telurnya itu adalah burung jantan. Telur menetas setelah dierami selama 15 minggu. Namun dari lima telur, yang berhasil menetas hanya dua dan sampai tiga. Sisanya gagal atau dimangsa perdetor, seperti ular, tupai dan manusia.

Alasan Burung Nuri Diburu
Adapun alasan mengapa burung ini begitu dicari sehingga mengancam populasinya di hutan disebabkan oleh beberapa alasan yang diantaranya adalah:
Habitat Burung Nuri
Burung nuri merupakan penghuni hutan-hutan tropis, misalnya di Papua, Maluku, Halmahera. Burung ini juga hidup hutan-hutan pinggir sungai, laut. Habitat aslinya tak jauh dari pohon-pohon tinggi dan besar. Dia membuat sarang di tempat yang tinggi, misalnya dilobang pohon, tebing รข€"tebing pinggir sungai.
Di alam liar makanan alaminya adalah biji palem, buah matoa, buah sagu dan terkadang dia memakan tanah yang mengandung kalsium. Tujuannya untuk mencukupi kalsium yang bermanfaat memacu pertumbuhan tulang dan bulu.
Musim kimpoi burung paruh bengkok, biasanya pada musim hujan. Di mana pada masa itu pohon-pohon hutan mulai berbuah. Burung nuri merupakan burung setia dengan pasangannya.
Burung jantan membuatkan sarang untuk burung betina. Sekali bertelur burung betina bisa mengeluarkan telur sampai 5 butir. Uniknya yang mengerami telur-telurnya itu adalah burung jantan. Telur menetas setelah dierami selama 15 minggu. Namun dari lima telur, yang berhasil menetas hanya dua dan sampai tiga. Sisanya gagal atau dimangsa perdetor, seperti ular, tupai dan manusia.

Alasan Burung Nuri Diburu
Adapun alasan mengapa burung ini begitu dicari sehingga mengancam populasinya di hutan disebabkan oleh beberapa alasan yang diantaranya adalah:
Burung nuri mempunyai kicauan yang sangat merdu dan bisa menirukan suara yang didengarnya. Kicauan yang merdu tersebut membuat orang-orang ingin memilikinya karena bisa mendengarkan suaranya sewaktu bersantai di depan rumah, sewaktu melatih suaranya, dan sewaktu memandikannya.
Alasan kedua membuat burung nuri menjadi incaran ialah karena bulunya yang berwarna-warni. Burung nuri yang mempunyai banyak warna sering disebut burung pelangi karena warna bulunya yang beragam seperti warna pada pelangi sehingga memukau mata siapa saja yang menyaksikannya terbang. Yang mana warna dasar burung nuri ialah warna merah sedangkan warna tambahan pada kepalanya ada yang biru, hijau, dan kuning.
Burung nuri memiliki postur tubuh yang sedang yang mana ukurannya tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Ukuran tubuhnya ialah 30 cm, paruhnya besar dan bengkok ke bawah, kepalanya besar, dan kakinya kuat dengan jari-jarinya yang menghadap ke belakang, serta gestur tubuhnya yang lincah bergerak sewaktu berkicau maupun sedang memantau lingkungannya.
Yang mengagumkan dari burung nuri ialah daya ingatnya yang tinggi karena kemampuannya yang bisa menirukan banyak suara disebabkan daya ingatnya yang kuat. Ciri khas dari burung nuri yang berkicau ialah suara kicauannya yang keras dan kuat sehingga mampu mencuri perhatian orang-orang. Dan jika dilatih dengan baik burung nuri dapat menirukan suara-suara hewan seperti jangkrik dan burung ocehan lain. Oleh sebab itu tingginya daya ingatnya membuat burung nuri dikatakan sebagai burung pintar yang setara dengan burung beo.
Banyaknya perburuan burung ini dan juga rusaknya habitat aslinya menyebabkan burung ini terancam punah.

Berbagai Jenis Burung Nuri
Berikut ini adalah berbagai jenis burung nuri yang hidup di Indonesia :
Burung Nuri-kate Geelvink

Burung Nuri-kate Geelvink memiliki panjang tubuh sekitar 9 cm dengan warna dominan hijau di bagian atas dan kuning pada bagian bawah tubuh. Bagian kepala depan berwarna biru gelap atau ungu. Bulu ekor bagian tengah berwarna biru, paruh berwarna abu-abu, dengan mata berwarna coklat atau merah
Nuri-kate Geelvink betina memiliki bagian muka dan pipi yang berwarna abu-abu atau cokelat pucat. Bagian penutup kepala dan belakang kepala berwarna hijau serta tidak memiliki bercak kuning pada tengkuknya. Bagian bawah tubuhnya berwarna hijau atau kuning.
Nuri-kate Geelvink remaja memiliki penampilan yang menyerupai betina dewasa, hanya saja paruhnya berwarna kuning pucat dengan ujung berwarna cokelat atau abu-abu.
Burung Nuri-kate Geelvink merupakan burung endemik Indonesia yang hanya bisa ditemukan di wilayah Teluk Cenderawasih, Papua. Terdapat 2 sub-spesies dari burung Nuri jenis ini yaitu geelvinkiana yang hidup di Pulau Numfor, dan misoriensis yang hidup di Pulau Biak.
Habitat burung Nuri-kate Geelvink adalah di hutan dataran rendah, hutan sekunder, dan lahan budidaya dengan jumlah pohon sedikit. Burung ini merupakan tipe burung yang pemalu. Biasanya mereka berkeliaran dalam sebuah kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 ekor atau bergabung dengan spesies burung lain dalam rumpun belukar yang lebat.
Makanan burung Nuri-kate Geelvink antara lain biji-bijian, lumut kerak, jamur, bunga, buah, seranga dan juga larva. Musim kimpoi burung Nuri-kate Geelvink berlangsung sekitar bulan Juni hingga Agustus setiap tahunnya.
Burung Nuri-ara salvadori atau dikenla juga dengan nama Nuri-ara pipi-kuning memiliki nama latin Psittaculirostris salvadorii. Dalam bahsa Inggris, salah satu burung endemik Indonesia ini dikenal dengan nama Salvadori's Fig Parrot.
Nuri-ara salvadori dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 19 cm dengan berat badan sekitar 118 gram. Memiliki bentuk badan gemuk dan pendek, ekornya juga pendek, dengan warna bulu domina hijau. Burung jantan memiliki bercak dada berwarna jingga dan bulu pipi berwarna kuning, sedangkan yang betina memiliki bercak dada berwarna biru langit dan bulu pipi yang berwarna hijau-limau. Mata mereka berwarna merah.
Nuri-ara salvadori muda memiliki penampilan yang menyerupai nuri-ara salvadori betina dewasa. Namun warna bulunya cenderung lebih pudar, dengan bercak dada berwarna biru pudar atau bahkan tidak tapak, serta memiliki mata berwarna merah/cokelat.
Habitat Nuri-ara Salvadori adalah di dalam dan tepian hutan, pinggiran kota, dan bahkan sampai ke perkampungan warga dengan ketinggian hingga 700 m di atas permukaan laut. Daerah penyebaran burung Nuri-ara salvadori hanya terbatas di Papua bagian Barat Laut yang meliputi Pegunungan Cyclops hingga pantai timur Teluk Cendrawasih
Makanan utama Nuri-ara Salvadori di alam liar meliputi nektar, buah-buahan, dan bunga-bungaan. Mereka bersarang dalam sebuah koloni, tetapi lebih sering terlihat berkeliaran secara berpasangan atau dalam sebuah kelompok kecil. Mereka juga terbiasa mencari makan bergabung dengan kelompok spesies burung lain.
Populasi burung Nuri-ara Salvadori berada pada status "Rentan (VU)". Sementara status perdagangan internasional burung nuri-ara salvadori adalah "Appendix II", dapat diperdagangkan dengan mengikuti peraturan tertentu.
Burung Nuri Telinga-Biru

Nuri Telinga Biru merupakan spesies burung yang paling kecil dalam genus Eos. Panjang tubuh mereka hanyalah sekitar 24 cm. Burung ini memiliki bulu dominan berwarna merah dengan bagian pipi, dahi, dan telinga berwarna biru. Bulu bagian perut dan ekor bawahnya berwarna biru keunguan. Sementara sayapnya bergaris hitam. Burung yang sudah dewasa memiliki paruh berwarna orange, sementara yang masih muda paruhnya berwarna pink.
Habitat burung nuri telinga-biru adalah di Pulau Seram, maluku, dengan ketinggian antara 1.600 hingga 2.400 m di atas permukaan laut. Namun terkadang ditemukan juga spesies yang hidup hingga ketinggian yang hanya sekitar 800 mdpl.
Burung nuri telinga-biru makan di pohon berbunga, dan biasanya berkeliaran dalam sebuah kawanan kecil. Meskipun daerah penyebaran burung nuri telinga biru sangat terbatas, tetapi populasi nuri telinga-biru masih tergolong belum mengkhawatirkan.
Populasi burung nuri telinga-biru berada pada status "Resiko Rendah (LC)". Sementara status perdagangan internasionalnya adalah "Appendix II", dapat diperdagangkan dengan mengikuti peraturan tertentu.
Burung Nuri Sayap Hitam

Nuri Sayap Hitam merupakan jenis burung berukuran medium dengan panjang tubuh sekitar 30 cm. Memiliki bulu berwarna merah cerah dengan bagian punggung berwarna hitam, dan bercak ungu disekitar telinga. Iris matanya berwarna merah dan paruhnya berwarna merah kekuningan. Burung betina dan jantan memiliki penampilan yang nyaris serupa.
Habitat burung nuri sayap hitam hanyalah di daerah hutan di wilayah pesisir Pulau Biak dan pulau-pulau yang berada di Teluk Cenderawasih, Papua. Burung ini dikenal sering membuat sarang di perkebunan kelapa.
Populasi burung nuri sayap hitam saat ini berada pada status "Rentan (VU)". Sementara status perdagangan internasionalnya adalah "Appendix II", dapat diperdagangkan dengan mengikuti peraturan tertentu.
Terdapat beberapa faktor penyebab kelangkaan burung nuri sayap hitam. Diperkirakan beberapa penyebab utamanya adalah daerah penyebarannya yang terbatas, hilangnya habitat, serta penangkapan liar yang terus-terusan terjadi.
Burung Nuri Raja Ambon
Nuri Raja Ambon memiliki panjang tubuh sekitar 35 cm dengan berat berkisar antara 145 - 165 gram dengan ekor yang lebar dan panjang. Tubuh bagian bawah dan kepalanya berwarna merah, sementar sayapnya berwarna hijau gelap. Penampilan jantan dan betina terlihat serupa. Sedangkan Nuri Raja Ambon muda memiliki mantel hijau, dan lingkar mata putih.
Meskipun namanya adalah Nuri Raja Ambon, sebenarnya burung ini dapat ditemukan juga di luar Ambon. Terdapat beberapa sub-spesies dari Nuri-raja ambon yang memiliki daerah persebaran yang berbeda-beda. Secara keseluruhan, daerah penyebaran nuri raja ambon adalah sebagai berikut :
- Alisterus amboinensis amboinensis : Maluku Selatan, kecuali Buru.
- Alisterus amboinensis sulaensis : Kepulauan Sula.
- Alisterus amboinensis versicolor : Pulau Peleng.
- Alisterus amboinensis buruensis : Pulau Buru, Maluku Selatan.
- Alisterus amboinensis hypophonius : Halmahera, Maluku Utara.
- Alisterus amboinensis dorsalis : Barat Kepulauan Papua dan Barat Laut New Guinea.
Nuri-raja Ambon tergolong jenis burung pemalu. Mereka biasanya berkeliaran secara berpasangan atau dalam sebuah kelompok kecil di rerimbunan hutan. Dan jika didekati, mereka cenderung akan segera terbang.
Musim kimpoi nuri raja ambon terjadi sekitar bulan Februari hingga April. Dalam sekali musim kimpoi biasanya mereka akan menghasilkan tidak lebih dari 3 butir telur sebelum dierami hingga menetas.
Populasi burung nuri-raja ambon berada pada status "Resiko Rendah (LC)". Sementara status perdagangan internasionalnya adalah "Appendix II", dapat diperdagangkan dengan mengikuti peraturan tertentu.
Burung Nuri Tanimbar

Nuri Tanimbar merupakan spesies burung berbadan medium dengan panjang tubuh sekitar 31 cm dengan bulu dominan berwarna merah cerah. Memiliki garis-garis berwarna biru cerah yang melintang dari bagian mata hingga bagian pundak.
Burung ini adalah spesies burung yang cerdas. Mereka adalah hewan piaraan yang menyenangkan. Mereka senang bermain dengan lonceng dan bola, serta sering terlihat melompat dan menepuk-nepukkan bulunya seolah sedang menari.
Habitat Burung Nuri Tanimbar adalah di daerah hutan pamah primer dan sekunder, hutan terbuka, serta hutan mangrove. Mereka diketahui senang mengunjungi daerah perkebunan kelapa dan sagu. Makanan utama burung nuri tanimbar adalah Nektar dan Buah.
Daerah penyebaran burung nuri tanimbar terbatas di wilayah Babar dan Kepulauan Tanimbar (termasuk Yamadena dan Larat), dan Nusa Tenggara Timur. Kemungkinan besar, burung nuri tanimbar sudah tidak dapat ditemukan lagi di Kepulauan Kai.
Populasi burung nuri tanimbar di alam liar berada pada status "Hampir Terancam (NT)". Sementara status perdagangan internasionalnya adalah "Appendix II", sehingga masih dapat diperdagangkan asalkan mengikuti peraturan tertentu.
Burung Nuri Maluku

Burung Nuri Maluku dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 30,5 cm dengan bulu dominan berwarna merah cerah dengan bagian ekor berwarna merah gelap. Penutup sayapnya berwarna merah dengan tepian berwarna hitam. Sementara bulu tersier dan penutup sayap bagian bawahnya berwarna biru.
Terdapat 2 subspesies dari burung nuri endemik Maluku Selatan ini, yaitu : cyanothorus (menempati Pulau Buru) dan bornea (tersebar di wilayah Ambon, Haruku, Saparua, Kepulauan Banda, Seram Laut, Watubela, Tayandu dan Kepulauan Kai.)
Habitat burung Nuri Maluku adalah di wilayah hutan primer dan sekunder, hutan mangrove, serta kawasan perkebunan kelapa. Secara umum burung nuri jenis ini hidup di ketinggian antara 750 hingga 1.800 m di atas permukaan laut.
Makanan burung nuri maluku di habitatnya adalah nektar, bunga dan serangga. Mereka biasanya berkeliaran dalam sebuah kelompok besar, serta terkadang terlihat terbang tinggi dari satu pulau ke pulau lain di wilayah Maluku Selatan.
Populasi burung nuri maluku berada pada status "Resiko Rendah (LC)". Sementara status perdagangan internasionalnya adalah "Appendix II", dapat diperdagangkan dengan mengikuti peraturan tertentu.
Burung Nuri Kalung Ungu

Burung Nuri Kalung Ungu dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 28 cm dengan bulu berwarna dominan merah dan ungu. Melingkar di bagian lehernya bulu berwarna ungu. Memiliki ekor yang panjang dan meruncing.
Terdapat 3 subspesies burung nuri kalung ungu yang memiliki daerah penyebaran yang berbeda, yaitu : Riciniata (Maluku Utara, termasuk Kepulauan Widi), obiensis Rothschild (Obi dan kemungkina juga ada di Maluku Utara, squamata (Kepulauan di daerah Papua Barat dan Kepulauan Schildpad)
Habitat burung nuri kalung ungu adalah di hutan tropis dataran rendah yang lembab dan hutan bakau tropis. Mereka hidup bersama dalam sebuah kelompok besar. Mereka sering terlihat mengunjungi pohon-pohon yang tengah berbunga dan perkebunan kelapa di wilayah pesisir pantai. Mereka juga sering terlihat beterbangan diantara pulau-pulau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar